PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN KIMIA
Pengertian e-learning pada umumnya
terfokus pada cakupan media atau teknologinya. E-learning menurut
Gilbert & Jones dalam Surjono (2007) adalah suatu pengiriman materi
pembelajaran melalui suatu media elektronik, seperti internet,
intranet/ekstranet, satelite broadcast, audio/video, TV interaktif,
CD-ROM dan computer based training (CBT). E-learning juga
diartikan sebagai seluruh pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik
(LAN, WAN atau Internet) untuk membantu interaksi dan penyampaian materi selama
proses pembelajaran. Urdan dan Weggen menyatakan e-learning sebagai
suatu pengiriman materi melalui semua media elektronik, termasuk internet,
intranet, siaran radio satelit, alat perekam audio/video, TV interaktif, dan
CD-ROM (Anderson, 2005).
E-learning pada pembelajaran di
sekolah-sekolah khususnya pembelajaran sains telah diterapkan sejak beberapa
tahun yang lalu. Selain untuk tujuan pembelajaran, penerapan e-learning juga
sebagai sarana untuk mengenalkan teknologi informasi kepada peserta didik.
Namun sampai sekarang pemanfaatannya masih kurang optimal. Bahkan sebagian
orang beranggapan bahwa penerapan e-learning hanya sekedar
mengikuti trend saja tanpa menghiraukan apakah tujuan
pembelajaran dapat tercapai atau tidak. Oleh karena itu, penelitian atau kajian
pustaka tentang implementasi e-learning khususnya pada
pembelajaran sains perlu terus dilakukan.
Pembelajaran berbasis web adalah proses belajar mengajar yang dilakukan
dengan memanfaatkan jaringan internet, sehingga sering disebut juga dengan e-learning.
Internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer,
termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran
(satelit, telepon, kabel) dan jangkauanya mencakup seluruh dunia. Internet
memiliki banyak fasilitas yang dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk
dalam kegiatan pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Telnet,
Internet Relay Chat, Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol
(FTP), atau World Wide Web (WWW).
Khan dalam Herman Dwi Surjono (1999) mendefinisikan pengajaran berbasis web(WBI)
sebagai program pengajaran berbasis hypermedia yang memanfaatkan
atribut dan sumber daya World Wide Web (Web) untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif. Sedangkan menurut Clark WBI adalah
pengajaran individual yang dikirim melalui jaringan komputer umum atau pribadi
dan ditampilkan oleh web browser. Oleh karena itu kemajuan WBI akan
terkait dengan kemajuan teknologi web (perangkat keras dan perangkat
lunak) maupun pertumbuhan jumlah situs-situs web di dunia yang sangat
cepat.
Model
Pengembangan Pembelajaran Berbasis Web
Multimedia pembelajaran berbasis web merupakan perangkat lunak yang
digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Salah satu referensi pengembangan
perangkat lunak adalah pendapat pakar Software Enginering yaitu
Roger S. Pressman. Menurut Pressman (2002: 38), rekayasa perangkat lunak
mencakup tahap-tahap: analisis kebutuhan, desain, pengkodean, pengujian, dan
pemeliharaan.
Salah satu model pembelajaran berbasis web dikembangkan oleh Davidson dan
Karel L. Rasmussen (2006). Model yang dikembangkan oleh Davidson dan Rasmussen
tersebut meliputi tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan
evaluasi.
Tahap analisis meliputi analisis masalah dan analisis komponen
pembelajaran. Tahap desain meliputi desain pembelajaran dan desain software.
Tahap pengembangan adalah merakit berbagai komponen desain pembelajaran dan
software menjadi sebuah program pembelajaran berbasis web. Tahap implementasi
terdiri dari implementasi sementara dan implementasi penuh. Sedangkan tahap
evaluasi dibedakan menajdi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Pengembangan desain pembelajaran untuk web based learning dirancang
sedemikian rupa agar proses pembelajaran online tersebut dapat berjalan dengan
efektif. Ada tiga elemen pokok yang harus ada dalam desain model pembelajaran
berbasis web, yaitu learning tasks, learning resources, dan learning
supports. Learning tasksmencakup aktivitas, masalah, dan
interaksi untuk melibatkan peserta didik. Learning resources memuat
konten, informasi dan sumber-sumber yang dapat diakses oleh peserta didik. Learning
supports terkait dengan petunjuk belajar, motivasi, umpan balik, dan
kemudahan akses bagi peserta didik.
Soekartawi (2003) menyarankan beberapa tahap yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
model pembelajaran berbasis web. Tahap-tahap tersebut meliputi: analisis
kebutuhan, rancangan instruksional, pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Tahap awal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah pembelajaran berbasis web
memang dperlukan. Hal tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik dan
kondisi lembaga pendidikan. Rancangan instruksional meliputi aspek analisis
konten, analisis peserta didik, dan analisis komponen pembelajaran lainnya.
Pengembangan e-learning merupakan proses produksi program dengan
mengintegrasikan berbagai software danhardware yang
diperlukan. Pelaksanaan merupakan realisasi penggunaan program yang telah
dihasilkan dan menganalisis kelemahan-kelemahan yang terjadi. Evaluasi
diperlukan dalam bentuk beta test ataupun alfa test untuk menguji usabilitas
dan efektivitas program sebelum diimplementasikan secara formal.
Pengembangan model pembelajaran berbasis web perlu memperhatikan komponen
strategi pembelajaran. Komponen-komponen utama dari strategi pembelajaran yang
harus dirancang adalah: aktivitas awal pembelajaran, penyajian materi,
partisipasi peserta didik, penilaian, dan aktivitas tindak lanjut.Aktivitas awal
pembelajaran berupa pemberian motivasi, menumbuhkan perhatian, menjelaskan
tujuan pembelajaran, dan menjelaskan kemampuan awal yang diperlukan. Penyajian
materi meliputi sajian bahan ajar dan contoh-contoh yang relevan. Partisipasi peserta didik dibangun dengan adanya praktik atau latihan dan
umpan balik. Penilaian dapat berupa tes kemampuan awal,pretest, dan posttest.
Aktivitas tindak lanjut dilakukan untuk membantu mempertahankan daya ingat
terhadap materi pembelajaran.
Saya ingin menambahkan mengenai kendala dalam e-learning
BalasHapusKendala dari peserta didik yang belum dapat mengoperasikan komputer begitu juga halnya pendidik. Kita tidak bisa pungkiri pada daerah daerah tertentu E learning tidak dapat diterpkan karena tidak semua daerah memiliki pembelajaran tentang E learning. Penggunaan E learning tidak dapat terapkan karena memang peserta didik yang belum mengetahui dan menguasai bagaimana mengoperasikan E learning tersebut. Sebagian pendidik juga ada yang tidak dapat menggunakan E learning karena memang mereka tidak mendapatkan pembelajaran tersebut saat menjalani studi. Seorang guru olah raga misalnya pada saat studi mereka tidak diajarkan bagaimana menggunakan E learning secara spesifik sehingga apabila diterapkam dalam pembelajaran olah raga, guru tersebut bingun dan pembelajaran tidak dapat efektif karena tidak memiliki keahlian tersebut.
terimakasih saudari lutfi atas tambahannya
Hapussaya ingin menambahkan dari materi yang telah saudari posting, yaitu :
BalasHapusKeunggulan e-learning
E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005) :
a. Pengurangan biaya
b. Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama terhubung dengan internet.
c. Personalisasi. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka.
d. Standarisasi. Dengan e-learning mengatasi adanya perbedaan yang berasal dari guru, seperti : cara mengajarnya, materi dan penguasaan materi yang berbeda, sehingga memberikan standar kualitas yang lebih konsisten.
e. Efektivitas. Suatu studi oleh J.D Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi dari pelajaran melalui metode e-learning meningkat sebanyak 25 % dibandingkan pelatihan yang menggunakan cara tradisional
f. Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat, karena pelajaran tersebut dapat dengan cepat disampaikan melalui internet.
Kendala-kendala e-learning
Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan e-learning, yaitu (Effendi, 2005) :
a. Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya.
b. Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer.
c. Teknologi dan infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan handal, dan teknologi yang tepat.
d. Desain materi. Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning yang memadai.
Kekurangan E-Learning
Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan
learning (belajar), maka system ini juga mempunyai kekurangan, antara lain :
1. Bagi orang yang gagap teknologi, system ini belum bisa diterapkan.
2. Keterbatasan jumlah computer yang dimiliki oleh sekolah juga menghambat
pelaksanaan e-learning.
3. Kehadiran guru sebagai makhluk yang dapat berinteraksi secara langsung dengan
para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini.
Kelemahan lain dalam e-learning yang sering menjadi pembicaraan, antara lain kemungkinan adanya kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta. Kuldep.
Pembelajaran dengan menggunakan e-learning juga harus membutuhkan jaringan internet untuk pembelajaran jarak jauh.
terimakasih saudari ismi atas tambahannya
Hapusassalamulaikum wr.wb,pada pengembangan e-learning apakah ada dampak negative jika kita ingin menerapkannnya? serta apakah ada syarat-syarat khusus jika kita ingin menerapkan e-learning di dalam sebuah kelas?
BalasHapuswaaalaikumsalam, Dampak negatif penerapan e-learning
Hapus1. silaturahmi atau hubungan tatap muka antar mahasiswa dengan mahasiswa atau dosen dengan mahasiwa jadi semakin jarang.
contohnya : komunikasi antar mahasiswa tidak berjalan baik karena tidak saling menggenal
2. penilain yang dihasilkan akan bersifat tidak objektive
contohnya : mahasiswa yang memiliki koneksi internet bagus akan lebih bisa mencari jawaban yang paling sesuai jika ada kuis atau tugas karena, mahasiswa dapat melihat dari sumber mana saja.
3. dalam beberapa kasus mahasiswa tidak dapat menjawab atau menyeselaikan permasalan dalam forum sehingga kurang efisien.
contoh : ketika mahasiswa sedang ada diluar kota yang susah sinyal.
4. tidak dapat diukur secara real kemampuan mahasiswa yang sesungguhnya.
contoh : mahasiwa a memiliki fasilitas yang bagus untuk internet sehingga menunjang elearning, sedangkan mahasiswa b tidak, jadi menjawab atau mencari data seadanya.
cara mengatasi untuk meminimalisir dampak negatifnya tetap harus diadakan pertemuan tatap muka beberapa kali agar lebih saling mengenal dan memberikan nilai yang objektif, seperti yang telah dilakukan oleh kampus mercubuana, selain itu juga mahasiswa harus lebih aktif dalam proses elearning ini agar tidak tertinggal pelajaran.
Berikut saya cantumkan salah satu konsep elarning yang sudah berjalan diperusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, dimana training yang diadakan untuk mengetahui hasil kompetensi pegawai yaitu melalui elarning. sehingga dapat diketahui skor atas pencapaian training pegawai.
assalamualaikum wr.wb disini saya mau bertanya, bagaimana cara menangggapi masaalah dalam penerapan e-learning yang pemanfaatanya masih kurang optimal pada saat sekarang, ??
BalasHapusWaalaikumsalam, saudari suci bisakah anda jelaskan lebih spesifik masalah seperti apa yang akan ditanggapi dalam penerapan e-learning?
HapusDari postingan saudara sudah bagus, akan tetapi belum ada kelebihan dan kekurannya, jadi saya hanya ingin menambahkan sedikit materi tentang Kelebihan dan Kekurangan E-learning
BalasHapusKelebihan e-learning diantaranya:
a. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
b. Siswa dapat belajar (me-review) bahan ajar setiap saat dan dimana saja apabila diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
c. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, maka siswa dapat melakukan akses di internet.
d. Baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak.
e. Berubahnya peran siswa dari yang pasif menjadi aktif.
f. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari Perguruan Tinggi atau sekolah konvensional dapat mengaksesnya.
Kekurangan dari model pembelajaran e-learning:
a. Kurangnya interaksi guru dengan siswa dan atar sesama siswa.
b. Proses lebih cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
c. Guru dituntut tidak hanya mengetahui cara belajar secara konvensional tetapi juga harus mengetahui tehnik belajar ICT.
d. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tinggi maka akan cenderung gagal.
e. Tidak semua tempat memiliki akses internet.
f. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan dalam pengoprasian komputer dan internet.
g. Kurangnya penguasaan personal dalam bahasa pemograman computer.
terimakasih saudara tesa
HapusBagimana peran seorang guru dalam mengoptimalkan media pembelajaran e-learning?
BalasHapusGuru sangat berperan penting dalam pengoptimalan media, dengan menggunakan media dan penjelasan yang mantap maka siswa akan mudah memahami suatu materi
Hapusassalamualaikum wr wb,apakah e-learning dapat di gunakan di daerah pedesaan?
BalasHapusassalamualaikum wr wb,apakah e-learning dapat di gunakan di daerah pedesaan?
BalasHapusJika dipedesaan tersebut sedah ada koneksi internet maka e learning dapat digunakan disekolah tsb
Hapus